Rabu, 27 Juli 2011

ARTIKEL SENI DAERAH



 prosesi sini penta kahuripan

Prosesi Seni Penta Kahuripan (seni kupat )merupakan jenis seni kreasi baru yang diambil dari kebiasaan masyarakat yakni masyarakat daerah panawangan.dan jenis kesenian ini bisa disebutkan jenis senimonumental.

Diciptakan pada th.2008 oleh endi ependi s.sN
dipublikasikan ditingkat jabar
pada acara kemilau nusantara propinsi jawa barat
tahun 2009







Bubuka                     : Suling
Narasi

Penta Kahuripan, mangrupakeun salah sahiji kagiatan sapopoe masyarakat panawangan anu kiwari geus jadi tradisi anu kacida luhur ajena uamana dina kahirupan diantaranya bae nyaeta : kabiasaan nyieun kupat anu katelah Kupat Panawangan anu teu suwung tibihari tug nepi kakiwari

Numutken carita ti Karuhun.........................................................
Kupat anu bentukna juru lima ngandung harti simbol/ siloka keur kahirupan uang panawangan nyaeta urang hirup kudu masagi anu didasaran ku Kahayang, kabisa,kauletan, Kanyaah reujeung Kaboga.

Dina hal kadunyaan lima palsapah eta bakal kuat ku ayana sabeungkeutan anu bisa silih asah,silih asih tur silih asuh diantara dua jenis nyatana lalaki jeung awewe.Ieu disimbolkeun ku cangkang kupat anu asalna tina dua lembar dau kalapa meungkeut eta palsafah.

Ayeuna cunduk waktu ninggang mangsa urang  sami sakseni

PROSESI SENI PENTA KAHURIPAN
Doa (rajah) bubuka

Bissmilahirahmannirahim
Nyebat asamaning nu Agung
Allah nuwelas tur asih
Sembaheun saalam dunya
Puja – puji mung ka Gusti
Nu heman taya kendatna
Hakim diyaomil ahir
Neda pituliung pangjaring

Pun sampun sawigna astu
Nyatna Allah nu hiji
Dikawitan ku basmalah
Neda widi ka gusti nu Maaha Susci
Kula seja nglah rasa
Ata sadaya kagungan nana
Nu dipamrih.....ku abdi
Ridha mantena........




SINOPSIS

Penta Kahuripan merupakan salah satu gambaran kegiatan, kebiasaan / aktivitas sehari-hari Masyarakat Panawangan, yang diapresiasikan melalui pentas seni. Masyarakat Panawangan  biasa membuat sesuatu untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, yang dilakukan sejak dahulu (Bihari) hingga sekarang (Kiwari).
Kegiatan tersebut masih terus berlangsung bahkan hingga kini sangatlah terkenal  yaitu Kupat Panawangan  yang menjadi  ciri khas makanan ringan produk lokal,  pada awalnya kupat tersebut di buat untuk kebutuhan / syarat  dalam kegiatan yang bersifat sakral  misalnya acara selamatan atau syukuran.
Kupat panawangan bisa terkenal kemana-mana terutama pada saat menyongsong hari besar islam, juga tidaklah surut  para tamu yang lewat atau sengaja membutuhkannya untuk berbagai keperluan misalnya bekal disaat bepergian mengingat disamping  praktis, Kupat  bisa  tahan tanpa pengawet hingga beberapa hari.
Tentunya hal ini membuat mereka kagum dan aneh, dengan cara yang sangat tradisi, Kupat yang terbuat dari bahan beras dibungkus dengan daun kelapa kemudian direbus bisa tahan dan mempunyai rasa yang khas sebagai ciri yang khas kupat Panawangan.
Tidak sedikit daerah yang lain ingin membuatnya, membuat kupat seperti di Panawangan, namun sampai sekarang belum ada yang mampu menyerupai baik rasa, rupa maupun keawetannya.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan turun-temurun hingga puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Dan ternyata tidak mudah bagi mereka yang sama sekali tidak mempunyai keturunan dalam arti  ( kasepuhan ). Mengapa demikan, ternyata dalam proses pembuatannya tidak sembarangan, artinya  pembuatan kupat selalu menggunakan proses yang sangat sukar tanpa mengetahui tata cara yang sangat khas dan ketradisiannya.
            Kupat yang berbentuk segi lima ini mempunyai  symbol yang mempunyai arti tertentu seperti pada bentuknya lima sudut ( Juru ) yang artinya ( penta ) yaitu lima kekuatan untuk dapat mempertahankan hidup ( Kahuripan ) yaitu kahayang, kabisa, kauletan, kanyaah dan kaboga. Yang akhirnya dengan memegang falsapah tersebut  terbukti idak  sedikit mereka kini kehidupannya menjadi berubah lebih dari cukup.
Begitulah sedikit informasi yang dapat di tulis dalam sinopsis ini tentang keberadaan Kupat Panawangan atau Kupat Penta Kahuripan.  Dengan harapan hal ini bisa dijadikan Kegiatan Budaya Daerah Panawangan, sehingga masyarakat tidak lupa akan jati dirinya.
Dalam hal ini tidak akan banyak dikupas lebih dalam tentang bagaimana asal mula Kupat Penta Kahuripan tersebut lahir dan berkembang.  Kami disini hanya akan memberikan gambaran melalui pentas seni tentang proses pembuatan Kupat Penta Kahuripan yang ternyata pada mulanya dibuat sangat suci dan sakral.

KARAKTERISTIK

Karateristik dari prosesi seni adat Kupat Penta Kahuripan ini yang kesemuanya mempunyai makna sesuai dengan tujuan awal masyarakat Panawangan ingin merubah hidup dalam kehidupan, diantaranya adalah:
Menumbuk padi pada lesung di gambarkan dengan pertunjukkan seni gondang.
Makna betuk kupat  yang terdiri dari 5 siku ( juru ) yang merupakan simbol pegangan hidup.
Makna warna yang khas ( tekad, keberanian) sebagai rakyat jelata yang ingin tetap bertahan hidup.
Proses pengambilan air dari lima sumber mata air keramat yang ada di daerah panawangan dengan tujuan meminta doa dari sesepuh.
Tatakrama membersihkan beras yang merupakan bahan pembuatan kupat pada bakul dengan gerakan yang sudah ditentukan tidak boleh kurang atau lebih dari jumlah yang sudah ditentukan.
Tatakrama pengambilan daun kelapa / janur dari pohon  kelapa pilihan di daerah Panawangan.
Suasana memasak kupat dimana selama memasak tidak boleh ditinggalkan.
Suasana disaat hari raya besar islam dimana kupat merupakan makanan yang sangat didambakan masyarakat.
                                                                                                                                     doc.pribadi

4 komentar:

YANG SAYA TERBITKA SEBAGIAN BESAR HASILKARYA SAYASENDIRI,DI ANTOS KRITIK DAN SARANNYA BUAT WARGI SEMUA

Kunjungan perdana,salam kenal.Kupat ternyata bisa menghasilkan seni yg kreatif kawan,kembangkan terus potensi daerah.Salam hangat dari Papua.

Terimakasih telah mengunjungi blog kami, kalau bisa kirim budaya Papua yang terkenal.... kirim nya ke e-mail (dabageur)

kesini : smpn2.sukamantri@gmail.com

Karya hebat berkearifan lokal, teruslah berkarya saudaraku...

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More