Rabu, 27 Juli 2011

CIRI KHAS BUDAYA SUNDA

href="file:///C:%5CUsers%5CAcer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List" href="file:///C:%5CUsers%5CAcer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeDatahref="file:///C:%5CUsers%5CAcer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"

 

CIRI KHAS BUDAYA SUNDA

Saya memang asli keturunan Suku Sunda, namun saya tidak pandai berbahasa sunda. Karena sejak lahir saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya di Jakarta.
Suatu saat, sekolah saya mengadakan acara perpisahan ke daerah Sindang Barang Bogor, Jawa Barat. Daerah tersebut merupakan daerah yang cukup kental dengan Budaya Sundanya. Di perkampungan ini, kita akan dikenalkan berbagai macam kebudayaan Sunda sehingga saya jadi lebih banyak mengetahui tentang budaya saya sendiri.Ketika rombongan kami sampai di lokasi tersebut, penduduk disana pun menyambut kami dengan ramah tamahnya itu. tentu saja dengan menggunakan bahasa Sunda yang sangat halus. Lalu kami di ajak ke pemukiman di daerah tersebut.Walaupun keadaan disana sangat sederhana, namun rasa persaudaraannya cukup tinggi. Rumah disana disebut dengan rumah panggung, karena bagian bawah rumah ada kolongnya dan lantainya terbuat dari bambu. Bedanya dengan rumah panggung suku lain adalah rumah Sunda tidak terlalu tinggi sekitar 40-60 cm. Rumah tersebut berbentuk persegi panjang, biliknya terbuat dari anyaman bambu, tiangnya dari kayu dan beralaskan batu. Sedangkan atapnya seperti tanduk munding (tanduk kerbau) agar tidak bocor ketika hujan.Pakaian yang dikenakan penduduk tersebut berbeda dengan yang kita kenakan sehari-hari. Untuk kaum pria mengenakan baju dan celana hitam yang disebut dengan KOMPRANG. Juga mengenakan ikat kepala yang dinamakan SEKET. Sedangkan untuk kaum perempuan biasanya mengenakan kebaya dengan kain batik panjang.

PAKAIAN SUKU SUNDA
Perlengkapan makan orang Sunda berbeda dengan kita. Disana tidak memakai piring beling, tetapi menggunakan piring yang disebut dengan “TAKIR” yang terbuat dari daun kelapa. Dan dialasi dengan daun pisang.Kami juga di ajak ke sawah untuk menanam padi dengan jalan mundur atau dikenal dengan istilah “NANDUR”. Setelah itu kami di ajak ke sebuah bangunan lumbung padi dengan saung lisung tempat dimana nenek moyang kita menumbuk padi menjadi beras atau dikenal dengan istilah “NUTU”.

KEGIATAN MENANAM PADI SI SAWAH (TANDUR)
GAMBAR KEGIATAN (NUTU )
(Menumbuk Padi GB.menyusul)



MENGENAL SENI DAERAH JAWA BARAT

Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.
Setiap negara mempunyai berbagai macam kebudayaan. Demikian pula dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara yang  kaya akan kebudayaan. Setiap daerah mempunyai kebudayaan dan adat istiadat masing-masing. Nilai budaya sebuah masyarakat bisa dilihat dari kehidupannya sehari-hari. Banyak aspek yang bisa ditemukan dalam masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang budayanya. Begitu pula Budaya Masyarakat Jawa Barat.
Kebudayaan daerah Jawa Barat beraneka ragam. Mulai dari seni tari, karawitan, upacara-upacara adat, dan seni bela diri. Sistem kekerabatan orang Sunda banyak dipengaruhi oleh adat yang diteruskan secara turun temurun berdasarkan agama Islam, unsur adat dan agama terjalin erat menjadi adat kebiasaan dan kebudayaan orang Sunda.
Seni Tari
Banyak sekali tarian asli dari daerah Jawa Barat, diantaranya adalah :
  1. Ketuk Tilu (Tari Pergaulan)
  2. Tari Klasik
  3. Tari Bedaya
  4. Tari jaipong
  5. Tari Topeng
  6. Tari Topeng Cirebon
  7. Tari Merak
  8. Tari Sulintang
Tari Jaipong adalah tarian yang paling terkenal di Jawa Barat. Jaipong adalah seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.
Karya Jaipong pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh pemerintah atau oleh pihak swasta.
Saat ini tari Jaipong merupakan salah satu identitas kesenian Jawa Barat. Hal ini tampak pada beberapa acara penting saat penyambutan tamu asing di daerah Jawa barat. Tari Jaipong banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.

CONTOH
TARI JAIPONG MERUPAKAN TARI KREASI BARU ( TUNGGAL) gambar menyusul

CONTOH
TARI JAIPONG MERUPAKAN TARI KREASI BARU ( tai berpasangan  tunggal dan kelompok )gb. menyusul

JENIS SENI KARAWITAN
Kliningan, Cianjuran dan Tembang sunda, Angklung, Rampak gendang, Seni Wayang
Upacara Pesta LautUpacara, upacara adat sunda (dipunsikan sebagai sarana ritual )
Panjang Jimat (Muludan)
- Upacara Mengandung Empat Bulan
- Upacara Mengandung Tujuh Bulan / Tingkeben
- Upacara Mengandung Sembilan bulan
- Upacara Reuneuh Mundingeun
- Upacara Kelahiran
- Upacara

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More